Sabtu, 08 April 2017

Berikut Kecanggihan KRI RE Martadinata-331 Yang Akan Perkuat Pertahanan dan Keamanan Laut Indonesia

IKLAN ATAS
IKLAN TENGAH
Peresmian KRI Raden Eddy (RE) Martadinata-331 oleh Menhan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu di Dermaga Pondok Dayung TNI AL, Jakarta Utara, Jumat (7/4/2017), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa kehadiran KRI RE Martadinata-331 akan memperkuat pertahanan dan keamanan laut Indonesia.  

KRI RE Martadinata-331 | www.jiwapatriot.com
Peresmian KRI Raden Eddy (RE) Martadinata-331 oleh Menhan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu di Dermaga Pondok Dayung TNI AL, Jakarta, (7/4/2017)
Turut mendampingi Menhan RI diantaranya Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., Irjen Kemhan RI Letjen TNI Agus Sutomo dan Pangarmabar Laksda TNI Aan Kurnia.

KRI RE Martadinata-331 | www.jiwapatriot.com
Peresmian KRI Raden Eddy (RE) Martadinata-331
KRI Raden Eddy Martadinata-331 merupakan kapal PKR SIGMA 10514 pertama yang dibangun di galangan kapal dalam negeri PT PAL Indonesia, bekerja sama dengan perusahaan kapal Belanda Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS).

KRI RE Martadinata-331 menjadi kapal kelima yang menerapkan teknologi SIGMA. Kapal kombatan ini mampu melaju hingga kecepatan 28 knot dan didesain untuk menjalankan berbagai misi yaitu peperangan anti kapal atas air, peperangan anti kapal selam, peperangan anti serangan udara, serta peperangan elektronika.

KRI RE Martadinata-331 | www.jiwapatriot.com
Peresmian KRI Raden Eddy (RE) Martadinata-331
Usai acara peresmian, dihadapan awak media Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa, kehadiran KRI RE Martadinata-331 adalah untuk memperkuat pertahanan laut Indonesia, dilengkapi dengan peralatan sesuai tuntutan fungsi sebagai kapal perang. "Kapal KRI RE Martadinata-331 ini dilengkapi dengan persenjataan anti kapal permukaan, anti bawah air dan anti serangan udara serta mampu melaksanakan perang elektronika," katanya. 

Lebih lanjut Panglima TNI menjelaskan bahwa, KRI RE Martadinata-331 merupakan kapal pertama proyek kapal SIGMA 10514 PKR (Perusak Kawal Rudal) yang pembangunannya dilakukan oleh DSNS dan PT PAL Surabaya, pemotongan alat baja pertama dilakukan di Vlisingen Belanda dan peletakan tunas dilakukan di PT PAL. KRI ini merupakan kapal Fregat kombatan utama TNI AL pertama yang dibangun di galangan kapal dalam negeri. 

Saat peresmian Menhan RI mengatakan bahwa, KRI RE Martadinata-331 merupakan tuntutan organisasi untuk mengantisipasi ancaman yang terjadi akibat adanya perkembangan lingkungan strategis dan nilai strategis perairan Indonesia. "Perairan Indonesia memiliki nilai strategis bagi negara-negara di dunia, oleh karena itu dengan masuknya KRI RE Martadinata ke jajaran TNI AL harus mampu mendukung terciptanya stabilitas keamanan kawasan dan dapat mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujarnya. 

KRI RE Martadinata memiliki: 
- Panjang 105 meter,
- Lebar 14 meter,
- Sonar 4,23 meter,
- Full load 5,72 meter,
- Bobot penuh 2.946 ton
- Kecepatan 28 knot.

Kapal ini menerapkan teknologi siluman (Stealth) yang mengeleminasi tampakan kapal dari layar sensor kapal musuh, kehadirannya akan memperkuat jajaran satuan kapal eskorta TNI AL serta dikukuhkan sebagai kapal pimpinan atau Flagship. 

Persenjataan yang dimiliki KRI RE Martadinata-331:
- Meriam Utama OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun, 
- Rudal Exocet MM 40 Block 3 dengan jarak jangkauan sejauh 180-200 km, 
- Rudal anti serangan udara Mica berdaya sergap sasaran sejauh 20-25 km dengan ketinggian 9.144 meter, 
Pengecoh Rudal Terma SKWS DLT-12T
Torpedo A-244S yaitu jenis torpedo ringan berpandu yang dapat mengejar sasaran di perairan dangkal serta Meriam Close In Weapon System (CIWS) millenium 35 mm untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat. Atas teknologi yang ada di dalamnya, kapal ini dikukuhkan sebagai kapal pimpinan atau flagship.

IKLAN BAWAH

Related Posts

Berikut Kecanggihan KRI RE Martadinata-331 Yang Akan Perkuat Pertahanan dan Keamanan Laut Indonesia
4/ 5
Oleh